Tertarik untuk masuk ke dunia digital marketing, tapi kamu bingung harus mulai dari mana? Yuk, baca terus artikel ini! Minvo bakal bantu #OrangKreatif untuk cari tahu skill apa saja yang perlu kamu kuasai sehingga dapat memulai karir di bidang digital marketing!
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh APEC pada tahun 2020, ditemukan bahwa adanya gap yang cukup besar antara supply dan demand akan orang-orang yang memiliki skills digital di Indonesia. Sayang sekali, kesempatan kerja yang besar ini tidak dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin.
Nah, kira-kira kemampuan digital apa aja sih yang harus dikuasai #OrangKreatif untuk memulai karier sebagai Digital Marketer?
Dunia digital marketing memiliki lingkup yang sangat luas. Jadi, kalo kamu berminat untuk masuk ke salah satunya, berikut ini adalah 3 skill yang harus banget kamu kuasai terlepas dari bidang digital marketing apa yang nantinya akan kamu geluti.
1. Design Thinking
Design thinking merupakan sebuah metode pemecahan masalah sekaligus ideologi yang berusaha untuk mendefinisikan kembali dan memahami masalah agar dapat memberikan solusi terbaik.
Dalam konteks digital marketing, pemanfaatan design thinking memiliki fungsi yang vital dalam menentukan inovasi produk baru dan menentukan strategi marketing hendak digunakan karena berfokus pada kebutuhan dan pemecahan masalah yang solutif bagi pelanggan atau audiens kita. Dengan begitu, marketer dapat mengidentifikasi dan memahami masalah yang dihadapi oleh target pasar. Setelah mendapatkan pemahaman yang solid mengenai masalah dan goals mereka sehingga alternatif solusi pun dapat dibuat dengan lebih akurat. Pemecahan masalah akhir pun berpotensi menjadi sebuah win-win-solution yang menguntungkan perusahaan dan juga memuaskan pelanggan karena produk yang ditawarkan mampu memenuhi kebutuhan mereka.
Ada 5 tahap dalam design thinking, yaitu:
- Empathize, berempati dengan audiens untuk dapat memahami masalah.
- Define, mengidentifikasi masalah berdasarkan info yang didapat pada tahap empathize.
- Ideate, brainstorming ide-ide yang memungkinkan untuk dijadikan solusi.
- Prototype, membuat prototype untuk mengidentifikasi solusi terbaik.
- Test, tahap uji coba produk sesuai solusi terbaik yang terpilih pada fase prototype.
2. Audience Analysis
Analisis audiens adalah riset yang dilakukan untuk mengenal target pasar. Mencari tahu demografi, bahasa, pola transaksi, minat, dan faktor-faktor lain yang dapat membantu kamu memahami audiens-mu. Sebuah analisis yang mampu memberikan insight baru terkait target audiens.
Dalam digital marketing, audience analysis berfungsi untuk mengumpulkan berbagai data tentang kostumer, seperti pekerjaan, usia, status pendidikan, pola transaksi mereka, dan sebagainya. Selain itu, dengan melakukan analisis audiens, digital marketer dapat mengetahui topik apa yang sedang populer di antara audiensnya, platforms mana yang memiliki engagement tertinggi, dan campaign seperti apa yang paling menarik bagi audiens.
Dengan audience analysis, pembuatan konten pemasaran menjadi lebih mudah dan tepat sasaran karena kita mengetahui latar belakang target audiens. Pesan yang hendak disampaikan pun dapat diterima dengan lebih efektif karena pesan memang dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan audiens. Hal ini dapat mempermudah audiens mengambil keputusan yang berefek pada meningkatnya penjualan.
3. Basic Branding
Branding berasal dari kata brand yang berarti merek. Brand diartikan sebagai identitas yang membedakan dari seseorang, sebuah benda, atau perusahaan dari sesamanya. Menurut Kotler (2002), “brand merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual untuk mebedakan produk dari pesaing”. Oleh karena itu, branding dapat diartikan sebagai kegiatan komunikasi kreatif yang dilakukan untuk mengenalkan, memperkuat, serta mempertahankan imej yang dimiliki oleh sebuah brand.
Dalam digital marketing, branding merupakan bagian dari digital marketing yang dilakukan untuk membangun, mengenalkan, memperkuat, dan mempertahankan identitas seseorang, sebuah brand, perusahaan, ataupun produk melalui berbagai platform digital. Jika digital marketing berfokus pada peningkatan penjualan/transaksi, branding berfokus pada membangun relationship yang baik dengan audiens.
Dengan melakukan branding, bisnismu akan mempunyai sebuah identitas tersendiri yang memudahkan audiens mengingat dan mengenali brand-mu. Hubungan yang baik dengan audiens pun akan tercipta sehingga interaksi dan sense of belonging target sasaran pun akan meningkat. Hal ini akan mendorong munculnya audiens yang loyal.
Lalu, apa aja sih unsur-unsur penting dari branding?
- Nama merek, nama adalah identitas utama sebuah brand. Tanpa nama, brand-mu akan sulit untuk dikenal dan diingat oleh audiens.
- Logo, wajah dari sebuah brand yang paling mudah dikenali. Logo dapat berbentuk typography, monogram, atau icon lainnya.
- Tampilan visual, berupa desain produk, desain kemasan, dan juga konten-konten branding pada media sosial lainnya. Basic design skills menjadi penting dalam pembuatan materi tampilan visual.
- Key Opinion Leader (KOL), kerja sama dengan orang-orang terkenal pada bidang yang berhubungan dengan brand kita dapat meningkatkan exposure dan engagement branding yang kita lakukan.
- Kata-kata, berupa slogan, tagline, akronim dan juga caption post pada media sosial yang mudah diingat, memberikan kesan yang kuat pada audiens, dan membantu mereka memahami brand-mu.
Selain 3 skills di atas, ada beberapa soft skills lainnya yang berguna banget dalam dunia kerjamu, yakni sebagai berikut:
- Social skills, kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi akan membantu terbentuknya hubungan yang baik dengan rekan kerja dan juga partner bisnismu.
- Persuasion skills, untuk dapat meyakinkan audiens kamu harus memiliki kemampuan mempersuasi.
- Analytical skills, kemampuan analisis ini akan membantu mu dalam melakukan persuasi. Data yang kamu dapat dari analisa bisa digunakan untuk memperkuat statement persuasif-mu.
- Adapt to change, perkembangan teknologi mendorong kita untuk mampu menyesuaikan diri akan perubahan tersebut,
- Listening skills, menjadi pendengar yang baik sangat penting sehingga kamu bisa memahami kebutuhan audiens dan client dalam proses design thinking.
- Curiosity, luasnya cakupan digital marketing yang akan terus berevolusi, membuatmu harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi agar bisa terus catch up dan berkembang di dunia digital marketing ini.
Selain beberapa skills di atas, beberapa bidang dalam digital marketing memang dibutuhkan penggunaan tools tertentu, seperti:
SEO | SEM | CRM |
Gimana #OrangKreatif? Kira-kira skill apa aja, nih yang menarik minat mu? Mau belajar lebih dalam mengenai skill digital marketing tersebut? Yuk, gabung ke kelas UPprenticeship dari Vokraf! Melalui kelas intensif 3 bulan ini, kamu bisa belajar design thinking, SEO, SEM, dan materi-materi digital marketing lainnya. Gak cuma itu aja, kamu juga bakal dapat kesempatan untuk magang dan merintis kariermu sebagai digital marketer, lho! Langsung aja klik di sini, ya.
Leave a Reply