PHK dan unpaid leave akhir-akhir ini semakin sering terjadi sebagai salah satu akibat yang ditimbulkan oleh wabah Coronavirus. Tak sedikit orang yang akhirnya memutuskan untuk pindah karier agar tetap bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Fenomena ini lebih dikenal sebagai career shifting atau career switching.
Sebelum membahas tentang career shifting, #OrangKreatif tau gak, sih, kalau career (karier) dan job (pekerjaan) merupakan dua hal yang berbeda? Walaupun karier dan pekerjaan sama-sama menghasilkan uang, bukan berarti kedua hal ini merupakan sesuatu yang sama. Lalu, sebenarnya apa yang membedakan career dengan job? Untuk dapat memahami perbedaan dua istilah ini dengan lebih mudah, perhatikan tabel berikut ini, ya!
| Karier (Career) | Pekerjaan (Job) |
|---|---|
| Sesuatu yang didefinisikan dan ditentukan oleh diri sendiri dan merupakan bagian dari lifelong goals | Sesuatu yang diberikan atau dipercayakan kepada kita dan dilakukan dengan gaji sebagai tujuan utamanya |
| Bersifat strategis dan non-teknis | Bersifat taktis dan teknis |
| Bergantung pada passion dan konsistensi jangka panjang | Bergantung pada ketentuan/peraturan yang dimiliki perusahaan |
| Sangat mendorong personal growth | Lebih berfokus pada penerimaan gaji selanjutnya, kenaikan jabatan, dan target pekerjaan |
| Long term | Short term |
Hal ini tak menutup kemungkinan untuk keduanya berjalan secara beriringan.
Gimana #OrangKreatif, sekarang sudah dapat gambaran yang lebih jelas kan tentang perbedaan antara karier dan pekerjaan? Nah, pada artikel ini, sesuai judulnya, yang akan Minvo bahas adalah karier, bukan pekerjaan.
Apa itu career switching?
Career switching—yang sering juga disebut sebagai career shifting, merupakan sebuah istilah yang kerap kali digunakan untuk menjelaskan tentang perpindahan jalur karier yang dilakukan oleh seseorang dari satu bidang keahlian ke bidang lainnya. Fenomena ini dapat terjadi karena kondisi & nilai-nilai internal, kebutuhan perusahaan, dan karena dipaksa oleh situasi, seperti adanya faktor usia, kebutuhan finansial, perubahan environment, evolusi dan juga revolusi.
Mengapa career switching?
Akhir-akhir ini banyaknya career switching terjadi sebagai salah satu efek yang ditimbulkan oleh Pandemi COVID-19. Lockdown memaksa orang-orang untuk menyelesaikan tugas mereka dari rumah. Hal ini tentunya mempengaruhi pemasukkan perusahaan dan pada akhirnya tak sedikit yang berakhir pada PHK dan unpaid leave. Keadaan yang serba sulit ini memaksa orang-orang untuk melakukan career switching.
Walaupun belakangan ini sebagian besar career shifting dilakukan karena dipaksa oleh situasi, fenomena ini dapat juga terjadi karena alasan lainnya, lho! Tak sedikit peniti karier yang memutuskan untuk pindah jalur karier karena mereka merasa jenuh akan karier ataupun pekerjaan yang mereka lakukan.
Tak hanya sekedar jenuh akan suasana kantor dan rekan kerja saja. Kejenuhan dapat muncul didorong oleh bermacam-macam sebab. Salah satu faktor lainnya yang paling umum adalah tak ada lagi tantangan yang dirasakan oleh peniti karier pada hal yang mereka jalani sehari-harinya. Adanya rasa haus akan tantangan baru dan kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri mendorong terjadinya career switching.
Kesadaraan seseorang pun ikut berperan penting dalam proses pengambilan keputusannya untuk melakukan career shifting. Kemampuan analisa peniti karier yang baik dan kesadarannya akan dunia yang terus-menerus berkembang mampu membuka mata mereka akan adanya industri-industri atau bidang-bidang yang mulai tak lagi relevan dan prospektif dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, mereka pun mulai mempersiapkan dirinya untuk pindah jalur karier.
Pilot yang Banting Setir Ke Digital Marketing
Kautsar Yarzuqu Mayyasya—alumni Vokraf Digital Marketing Bootcamp, adalah salah satu dari sekian banyak orang yang melakukan career shifting. Ia pernah menempuh pendidikan penerbangan di Portugal, Belanda, dan Singapura bahkan pernah meniti karier sebagai First Officer A320 (pilot) untuk Air Astana—maskapai nasional Kazakhstan.
Dengan background-nya di bidang aviasi (penerbangan), Kautsar akhirnya memutuskan untuk banting setir ke bidang yang benar-benar baru baginya, yaitu bidang Digital Marketing. Selain karena terkena dampak COVID-19 yang berupa pengurangan pegawai (redundancy), keinginannya untuk belajar hal baru dan kesadarannya akan prospek digital marketing di era digital ini lah yang mendorongnya untuk pindah jalur karier. “Di abad 21 ini, hampir semua sektor beralih ke dunia digital. Prospek ini menurutku sangat baik di masa depan, at least untuk satu dekade yang akan datang”, ungkap Kautsar kepada Minvo.
Apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan career shifting?
Sebelum memutuskan untuk melakukan career switching dan memulai pekerjaan baru, ada beberapa hal yang harus #OrangKreatif lakukan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus kamu persiapkan sebelum memutuskan untuk berpindah jalur karier.
Karier merupakan bagian dari goals dalam hidup yang bersifat long-term. Oleh karena itu, untuk merubah karier, perlu dilakukannya pertimbangan yang cukup mendalam. Pertama-tama tentukanlah karir di bidang dan posisi apa yang kamu inginkan; perusahaan seperti apa yang hendak kamu tuju; iklim perusahaan seperti apa yang ideal menurut standarmu; dan bagaimana jenjang karier yang kamu inginkan kedepannya.
Setelah menentukan karier yang kamu inginkan, buatlah perencanaan yang matang. Pikirkan dan pastikan kembali alasan kamu melakukan career shifting ini. Untuk berpindah dari satu karir ke karir lainnya juga dibutuhkan waktu. Kamu tidak bisa begitu saja memutuskan untuk menyudahi satu karier dan langsung memulai karier yang baru dalam waktu yang singkat. Ada prosedur-prosedur tertentu yang harus dilewati untuk keluar dari sebuah karier. Dengan begitu, tentukanlah saat yang tepat untuk kamu resign dari posisi yang sedang kamu geluti dan jalani prosedur yang ada selagi kembali menimbang-nimbang keputusan career switching-mu ini.
Perpindahan jalur karier tentunya membutuhkan skill dan ilmu yang berbeda pula untuk masing-masing bidangnya. Oleh karena itu, mempelajari bidang karier yang kamu minati dengan lebih mendalam menjadi penting perannya sebelum kamu melakukan career switching. Tanpa mengasah skill dan menambah pengetahuan yang relevan resiko munculnya hambatan dalam menjalani karier baru yang kamu idamkan pun akan semakin meningkat. Kamu tak ingin hal tersebut terjadi, kan? Setelah itu, mulailah cari kesempatan magang sebagai langkah awal menuju karier yang baru.
Pengalaman Alumni Bootcamp
Untuk dapat mengasah skill dan memahami bidang baru yang ingin dituju, kamu bisa mulai dengan mempelajari bidang secara otodidak melalui internet, mengikuti perkembangan dan trend pada bidang tersebut, serta mengikuti kelas online yang relevan seperti yang dilakukan oleh Kautsar.
Keinginannya untuk switch career dari pilot ke dunia marketing, membuat Kautsar ingin memahami digital marketing dengan lebih detail sehingga ia pun memutuskan untuk mengikuti Vokraf Digital Marketing Bootcamp. Melalui kelas intensif 3 bulan bersama Vokraf, Kautsar mendapat banyak pengetahuan baru seputar digital marketing, seperti Digital Marketing Metrics, Design Thinking, Branding, Landing Page, SEO, dan lainnya. Menurut Kautsar, “Dengan bidang karier yang jauh berbeda, aku merasa sangat terbantu di Vokraf Bootcamp karena instrukturnya adalah expert di bidang masing-masing”.
Nah, bagaimana denganmu? Apakah kamu berencana untuk melakukan career shifting juga seperti Kautsar? Bidang apa yang menarik minatmu? Berminat untuk memulai berkarier di dunia digital marketing juga? Yuk, ikuti jejak Kautsar bersama Vokraf Digital Marketing Bootcamp! Batch 2-nya sudah dibuka, lho.
Melalui Vokraf Digital Marketing Bootcamp, kamu tidak akan hanya mempelajari tentang digital marketing. Selama kelas intensif 3 bulan, #OrangKreatif akan mendapat kesempatan learning by doing dengan mengerjakan project-project menarik dalam bimbingan para expert. Gak cuma itu, kamu juga akan mendapatkan kesempatan internship. Daftarkan di sini sebelum terlambat!
Leave a Reply